Oleh: Edo Permadi
Ialah negaraku, Kamelia
Hidup menjuntai di tumpukan sampah
Jutaan patriot lebur jua disana
Dikubur hidup-hidup: serempak mati dan pasrah.
Ialah negaraku, Kamelia
“apakah ada nasionalisme pestaka,
yang berharga tanpa nisbah?”
Kepadanya,
Tepat sebelum senja duduk mendulang dosa, kutarik (lagi)
Pikirannya yang lupa, kutabrak
Kutanyai lagi dengan lebih romantis
Kepadanya,
“mampukah hadir rasa memiliki,
tanpa adanya kerelaan jiwa menjadi cinta?”
Ialah negaraku, Kamelia.
Yogyakarta, 18 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar