Rabu, 19 Oktober 2011

DUHAI KUDAKU YANG SAYIB


DUHAI KUDAKU YANG SAYIB
Oleh: Edo Permadi

I
Biarkan pagi masih berkabung di langit-langit Kasongan
Jangan kita kagok di samping kandang ayam
Biarkan mereka berkokok seperti kakaktua: kosong
Di samping wajah Budha kutajami pisauku
Mari kita bunuh gambir hutan,
Panji-panji kubebati di kepala
Roda pedatiku mari maju, bergulung memutari angkasa
Kita lombai itu burung gereja.

II
Siang hari sampai di pasar Ngasem
Pedatiku masih bergelora
Bolehlah seketika ini saja aku mengigau,
Jadi Diponegoro abad dua puluhan
Tetapi tiba-tiba kudaku yang sayib merengek
Kepalanya menggeleng-geleng, mengelus dada
Suaranya sengau
Tak terima dia, aku jadi seniman gila.

Yogyakarta, 09 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar