JEMU
Oleh: Edo Permadi
Tegakah waktu menyudutkanku?
Sendirian mencelat
Dan jadi lecuh
Di bawah lampu-lampu bisu
Ruyup tubuhku,
Gejayan semakin penuh saja dibunuh
Suara kendaraan-kendaraan yang angkuh.
Aku bertanya manisku,
Mengapa kota penjarakan diriku?
Dalam jemu yang tiada berpintu.
Ruyup tubuhku,
Rela ditelanjangi mata-mata itu.
Yogyakarta, 22 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar