HANGAT SHUBUH
Oleh: Edo Permadi
Kebaikan, sambut aku yang keras hati
Menukar pasrah dengan tekad baja
Kembalikan malu-malu khas putera pelosok
Menuju balong-balong busuk di desa.
Restuilah kebodohan untuk kutinggalkan
Aku terjaga setiap shubuh
Dan belajar untuk berhenti memaki-maki ayam
Yang berkokok:
riuh sekali
damai sekali
hangat sekali.
Masa depan adalah tanda tanya gegap gempita
Sejauh ini,
Cukuplah bagiku menjadikan orang tua sebagai sepasang kaki
Untuk berjalan menggapainya.
Aku terjaga setiap shubuh
Dan belajar untuk serius bermunajat pada Tuhan,
Semoga senja menantiku
Dengan penantian yang menanti-nanti.
Yogyakarta, 01 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar