Rabu, 19 Oktober 2011

WAJAH SEORANG ZAENAL


WAJAH SEORANG ZAENAL
Oleh: Edo Permadi

Aku tertegun disambar pengakuan Zaenal
Wajah sahabatku yang legam itu
Membawaku diam, mendengarkan.

Kata si Zaenal:
        bukankah kita adalah tukang jagal?       
        hidup di hutan buas,
        mandi di sungai yang berbau,
        sampai seekor biawak pun demam tinggal disana
        suatu ketika seekor kera parlente lewat sembari menutup hidungnya
        sedangkan kita, meluap-luap kebahagiannya
        tiada merasa kekurangan satu hal atau seluruhnya.

Kata si Zaenal:
        sudah biasa, sesama kita bisa saling lupa
        dari nama sampai pahala, hanya cerita
        perut lapar menuntut kita memangsa segala
        termasuk aku sendiri, katanya tanpa kecemasan tergali di matanya.

Kata si Zaenal:
         kau bukanlah orang yang pandai berenang
         dengan teman sepertiku
         yang bertaring dan berpalu godam
         kau terselamatkan,
         kubawa dirimu menepi setelah tenggelam,
         kukatakan dengan penuh kesungguhan
         ternyata kulitmu pahit juga untuk dimakan.

Aku tersenyum tanpa berselang.

Yogyakarta, 20 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar