TEPI SAMUDERA
Oleh: Edo Permadi
Kemanapun tubuh menjadi anak tiri
Menepi sampai garis samudera
Tiada sempat terlunasi senyum ayahanda
Dunia kadung membuangku
Dalam kalutnya yang tiada kutungu-tunggu
Itu.
Biarlah demi darahku
Buah-buahan dari desa
Membusuk disetubuhi ulat
Tak berniat kujual sesampainya di kota.
Biarlah kulitku digigit matahari
Dan pantai menyungging, sumbing
Melihatku seperti benda pusaka
Hening di dalam peti mati.
Biarlah dari diam
Aku menelanjangi panorama
Kuhirup nafas panjang
Kutiup lautan, mengombak
Dipeluk langit, mega mendung.
Kemanapun tubuh menjadi anak tiri
Tertinggal dan disia-siakan
Biarlah,
Aku akan bangun lebih pagi
Mulai hari ini.
Yogyakarta, 19 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar